Saturday 1 August 2009

MobiL terbang

PAL-V Europe BV memproduksi mobil terbang pertama yang dinamai The PAL-V One. Tampilannya sepintas mirip Kancil, tapi ini Kancil yang bisa terbang, bukan terjepit di sela Metro Mini dan mobil BMW.

One merupakan mobil...

hybrid gabungan dari motorbike dan gyrocopter sebagai kendaraan darat dan udara. Di darat, mobil ini melaju dengan tiga roda, tapi dapat bergerak lincah melakukan manuver seperti sepeda motor dengan tingkat kemiringan hingga 30 derajat berkat tilting system.

Ketika akan terbang, mesin rotor tunggal dan propeller terbuka sebagai persiapan One untuk take off. Selama berada di udara, One mampu terbang di atas ketinggian minimal 4.000 kaki atau 1.500 meter dari atas permukaan laut agar tidak mengancam kelancaran dan keselamatan penerbangan komersial maupun militer.

One mengadopsi teknologi penerbangan yang diterapkan helikopter sehingga dapat mendarat vertikal. Sementara ketika bersiap terbang, One berlari kencang hingga 50 meter sebelum take off. Kemampuan landing seperti helikopter tersebut berkat aplikasi teknologi yang disebut VSTOVL (Very Short Take Off and Vertical Landing).

Kemampuan itu pula yang membuat One dapat mendarat di lapangan terbang dan helipad, karena terbang di bawah 4.000 kaki, One kelak tidak wajib registrasi kepada regulator di bandara terdekat.

Impian Juan de la Cierva menciptakan mobil terbang pada 1923 bakal terwujud. Sebuah mobil terbang yang bisa pakai bensin, tapi juga bisa memakai bahan bakar biodiesel atau bio-ethanol.

Di darat
Kecepatan tertinggi >200 km per jam
Kecepatan 0-100 km/jam
Tingkat kemiringan maks30 derajat
Estimasi BBM 30 km/liter
Jarak tempuh 600 km

Di udara
Kecepatan maksimal 195 km/jam
Kecepatan minimal 30 km/jam
Jarak take off 50 meter
Estimasi BBM 5 km/liter
Jarak tempuh 550 km

Readmore...

Sunday 10 May 2009

black hole


Lubang Hitam di Galaksi Tetangga
ESO
Galaksi spiral NGC 253 atau Galaksi Sculptor dengan lubang hitam yang diduga kembaran Sagittarius A di Galaksi Bima Sakti.
/

Selasa, 27 Januari 2009 | 22:43 WIB

SEBUAH lubang hitam (black hole) terdeteksi di galaksi yang dekat dari Galaksi Bimasakti. Lubang hitam tersebut mungkin kembaran lubang hitam yang ada di galaksi tempat tata surya kita berada.

Galaksi yang disebut NGC 253 merupakan salah satu galaksi spiral yang mengandung banyak sekali bintang dan debu angkasa yang pekat. Karena letaknya di konstelasi Sculptor, galaksi tersebut juga disebut Galaksi Sculptor. Galaksi tersebut juga disebut galaksi starbust karena banyaknya bintang yang terbentuk di dalamnya.

Para astronom dari Instituto de Astrofisica de Canaries di Spanyol berhasil merekam dengan detik galaksi tersebut menggunakan instrumen optik adaptif di teleskop raksasa VLT (very large telescope) milik ESO (European Southern Observatory) yang ada di Gurun Atacama, Chili. Peralatan tersebut dilengkapi dengan instrumen optik dan cermin yang mengatasi efek blur akibat pembiasan di atmosfer sehingga kemampuan teleskop terestrial ini setara dengan teleskop ruang angkasa.

"Pengamatan kami menghasilkan rincian gambar yang jauh lebih jelas," ujar Juan Antonio Fernandez-Ontiveros. Dari gambar tersebut, para astronom menemukan 37 daerah cemerlang yang berada di satu kawasan sempit di pusat galaksi.

Bintang-bintang yang sangat rapat itu berkumpul di satu daerah yang hanya mewakili satu persen besar galaksi. Di kawasan tersebut mungkin terdapat pusat kelahiran bintang yang terbentuk di gumpalan debu yang sangat pekat.

Selain itu, hasil pemantauan yang dikombinasikan dengan pengukuran gelombang maupun citra teleskop ruang angkasa Hubble menunjukkan adanya aktivitas gelombang radio yang sangat tinggi di kawasan tersebut. Para peneliti yakin di pusat galaksi ini terdapat sumber pancaran gelombang radio seperti Sagittarius A di dekat pusat galaksi Bima Sakti yang merupakan tempat terbentuknya lubang hitam.

"Kami mungkin menemukan kembaran pusat galaksi kita," ujar Almudena Prieto. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Academy Society Letters edisi teranyar.

Lubang hitam merupakan misteri alam yang diperkirakan terbentuk dari bintang sangat besar yang telah mati karena menghabiskan seluruh energinya. Saat pusatnya tak menghasilkan dorongan ke luar, dinding bintang malah runtuh dan menarik obyek-obyek di sekitarnya. Kekuatan gravitasi lubang hitam sangat besar bahkan menarik cahaya ke dalam. Lubang hitam gelap gulita dan hanya terdeteksi dari aktivitas gelombang radio dan obyek-obyek yang terlihat mengelilinginya.

Berdasarkan data NASA, galaksi NGC 253 berada pada jarak sekitar 13 juta tahun cahaya dari Bumi (bukan 11 tahun cahaya seperti tertulis sebelumnya). Galaksi yang menonjol di konstelasi Sculptor ini memiliki lebar bentangan 70.000 tahun cahaya. 1 tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer.

WAH
Sumber : SPACE.COM
Readmore...

Saturday 21 February 2009

KoTa Apung

Water CityBy now, most of us have heard about the Island Cities being built in Dubai, but Inhabitat has just done a feature on a new concept by artist Vincent Callebaut for a self-sufficient floating city that will never have to face a problem about finding land to build on. The “Lilypad” would take advantage of all of today’s green technologies, including generating power from the sun, wind and water, and would produce zero emissions from its residents. Don’t expect to see construction on one of these anytime soon, but don’t be surprised if, like the Island Cities in Dubai, real estate starts branching out into the oceans in the next decade.[/center]


mungkin cocok dibuat di indonesia yang mayoritas wilayahnya perairan kali yee... :p
Readmore...

KoRaL Pun Bisa Stress


Coral Bleaching atau pemutihan koral di atas ditunjukkan oleh warna putih kapur di koral jenis tanduk rusa itu. Para peneliti meyakini bahwa pemutihan koral dapat terjadi akibat naiknya suhu lautan, dan menyebabkan stress pada zooxanthellae algae - sejenis ganggang yang menjadi penghuni koral dan menyuplai makanan bagi koral dan sebaliknya dengan hubungan simbiosnya.
Dikarenakan stress tersebut, hubungan antara zooxanthellae algae dan koral pun terganggu, coral kehilangan warna nya dan menjadi putih.
Koral2 putih ini memang masih hidup, tapi dengan kondisi yang sangat lemah.
Bila kelebihan suhu air terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama, apalagi makin meningkat, koral2 yang mengalami pemutihan pun akan mati
Ga perlu kita jadi peneliti atau ahli kelautan pun, kita bisa menyimpulkan, naiknya suhu air laut dikarenakan juga adanya global warming
Readmore...

Benang Lebih Kuat Dari Baja

Benang yang Lebih Kuat dari Baja

Yang pertama kali terlintas dalam benak seseorang ketika berpikir tentang laba-laba adalah jaringnya. Ia merupakan keajaiban desain yang memiliki rancangan tersendiri, beserta perhitungan teknik yang menyertainya. Jika kita memperbesar laba-laba menjadi seukuran manusia, jaring yang dianyamnya akan memiliki tinggi sekitar seratus lima puluh meter. Ini sama tingginya dengan gedung pencakar langit berlantai lima puluh.

Andaikan laba-laba sedemikian besar sehingga mampu membuat jaring dengan lebar lima puluh meter, maka jaring ini akan mampu menghentikan pesawat jumbo jet. Jika demikian, bagaimana laba-laba mampu membuat jaring dengan sifat ini? Agar dapat melakukan hal ini, ia pertama kali harus menggambar rancangannya, persis seperti seorang arsitek. Sebab, struktur arsitektural dengan ukuran dan kekuatan seperti ini, mustahil dilakukan tanpa sebuah perancangan. Setelah rancangan dipersiapkan, laba-laba perlu menghitung seberapa besar beban-beban yang akan menempati posisi-posisi tertentu pada jaring, persis layaknya insinyur konstruksi. Jika tidak, jaring ini pasti akan runtuh.

Jika seseorang mengamati bagaimana laba-laba membangun jaringnya, akan ia temukan sebuah keajaiban yang nyata. Pertama-tama, laba-laba melempar benang yang dipintalnya ke udara, lalu aliran udara ini membawanya ke tempat tertentu di mana ia menempel. Lalu pekerjaan konstruksi dimulai. Perlu satu jam atau lebih untuk menganyam sebuah jaring.

Mulanya, laba-laba menarik benang jenis kuat dan tegang dari titik pusat ke arah luar guna mempersiapkan kerangka jaringnya. Ia lalu menggunakan benang jenis kendor dan lengket untuk membuat lingkaran dari arah luar ke dalam. Dan kini perangkap itu telah siap.

Benang yang digunakan laba-laba sama ajaibnya dengan jaring itu sendiri. Benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dengan ketebalan yang sama. Ia memiliki gaya tegang seratus lima puluh ribu kilogram per meter persegi. Jika seutas tali berdiameter tiga puluh sentimeter terbuat dari benang laba-laba, maka ia akan mampu menahan berat seratus lima puluh mobil.

Ilmuwan menggunakan benang laba-laba sebagai model ketika membuat bahan yang dinamakan Kevlar, yakni bahan pembuatan jaket anti peluru. Peluru berkecepatan seratus lima puluh meter per detik dapat merobek sebagian besar benda yang dikenainya, kecuali barang yang terbuat dari Kevlar. Tetapi, benang laba-laba sepuluh kali lebih kuat daripada kevlar. Benang ini juga lebih tipis dari rambut manusia, lebih ringan dari kapas, tapi lebih kuat dari baja, dan ia diakui sebagai bahan terkuat di dunia.

Baja termasuk material paling kuat yang tersedia bagi manusia yang diproduksi dengan sarana industri berat, menggunakan besi, dan dalam tungku bertemperatur ribuan derajat. Ia didesain khusus agar berdaya tahan tinggi, dan digunakan pada konstruksi lebar, bangunan tinggi, dan jembatan. Laba-laba menghasilkan material yang lima kali lebih kuat dari baja, padahal ia tak memiliki tungku pembakaran dan teknologi apapun. Ia adalah makhluk mungil yang tak mampu berpikir. Sungguh suatu keajaiban bahwa makhluk kecil ini mampu menghasilkan benang yang lebih kokoh dari baja, dan menggunakannya untuk membuat bangunan dengan cara yang sama seperti para arsitek dan insinyur.
Readmore...

mesin Penerjemah bahasa kucing

Perusahaan Takara, produsen barang mainan terbesar kedua di Jepang, bulan depan berencana akan memasarkan seperangkat sistem penerjemah dari suara kucing ke dalam bahasa manusia.

Target perusahaan ini adalah, sebelum Maret tahun depan, bisa menjual 300 ribu unit mesin penerjemah suara kucing. Juru bicara perusahaan tersebut mengatakan, "Saat ini kami masih belum ada rencana memasarkan produk ini ke luar negeri, namun kelak ada kemungkinan dipasarkan ke luar negeri."

Bagaimana mekanisme kerja alat penerjemah ini? Juru bicara perusahaan itu menjelaskan bahwa saat mesin penerjemah suara mendekati kucing, pelat penunjuk hablur cair akan memperlihatkan 'terjemahan' bahasa kucing.

Harga perangkat penerjemah ini ditetapkan seharga 8.800 yen (US$ 75). Jauh lebih murah daripada harga mesin penerjemah suara anjing ke dalam bahasa manusia --Bowlinqual yang sebesar 14.800 yen (US$ 120). Mesin penerjemah bahasa anjing yang dikeluarkan perusahaan tersebut dengan nama Bowlinqual ini sebelumnya pernah menimbulkan gaung yang sangat besar di pasaran.

Bowlinqual dipasarkan pada bulan September tahun lalu, dan hingga bulan Maret tahun ini telah terjual 300 ribu unit, sampai-sampai persediaan yang ada tidak mencukupi permintaan pasar. Perangkat instalasi ini pada akhir bulan Mei lalu mulai diekspor ke Korea Selatan, dan mulai dipasarkan di Amerika pada bulan Agustus lalu.

(Sumber: Dajiyuan)
Readmore...

Semut Daub Lebih suka garam


JAKARTA, SELASA - Coba perhatikan perilaku semut di sekitar rumah Anda. Pisang goreng atau kerupuk di atas meja makan yang notebene tidak manis apakah tetap dikerumuni seperti halnya sejumput gula atau sirup yang tumpah.

Kenyataannya sebagian koloni semut bahkan lebih menyukai garam daripada gula. Setidaknya perilaku ini terlihat pada semut-semut yang tinggal di pedalaman yang jauh dari laut.

"Ketertarikan terhadap garam meningkat seiring jarak dari laut," ujar Profesor Robert Dudley, salah satu peneliti dari Universitas California Berkeley, AS. Kesimpulan tersebut diambil setelah Dudley dan koleganya dari Universitas Arkansas Little Rock (UALR) dan Universitas Oklahoma membandingkan sejumlah populasi semut di Amerika.

Mereka mempelajari perilaku semut dari Amerika Tengah, Selatan, dan Utara yang hidup di lokasi berbeda-beda. Semut yang hidup di habitat berjarak 96 kilometer dari garis pantai ternyata lebih suka larutan garam satu persen daripada larutan gula 10 persen.

Kecenderungan ini tampak sekali pada semut pemakan daun daripada semut pamakan daging, seperti semut merah. Semut pemakan daun mungkin membutuhkan asupan garam tambahan lebih banyak karena tidak memperoleh sebanyak semut pemakan daging.

Alasan ini sama halnya dengan seekor bison, kijang, atau badak yang suka menjilat tanah untuk menambah asupan garam. Sementara hewan pemakan daging seperti singa gunung dan srigala tidak melakukannya karena sudah cukup mendapatkan garam dari mangsanya.

WAH
Sumber : PHYSORG Readmore...

Gigitan Komodo selemah Kucing

Minggu, 20 April 2008 | 16:03 WIB

JAKARTA, MINGGU - Tercatat sebagai reptil terbesar di dunia yang masih bertahan hidup hingga kini, gigitan Komodo ternyata tak lebih kuat dari seekor kucing. Meski demikian, gigitannya sangat mematikan dan sanggup menaklukkan mangsa yag lebih besar dari tubuhnya.

"Gigitannya sungguh sangat lemah untuk reptil sebesar itu, lebih lemah dari rata-rata gigitan kucing rumah," ujar Stephen Wroe, dari Universitas New South Wales, Australia yang melaporkan hasil penelitiannya dalam Journal of Anatomy edisi terbaru. Kesimpulannya diambil setelah mempelajari struktur tulang komodo dari spesiesm yang tersimpan di Museum Australia, Sydney.

Menggunakan model simulasi komputer, Wroe dapat mengukur kekuatan dan fungsi bagian-bagain tulang di sekitar mulut yang berperan saat menerkam mangsa. Menurutnya, jika komodo benar-benar mengunyah makanan dengan kuat-kuat seperti seekor buaya, tulang tengkoraknya malah bisa hancur sebab beberap ruas rulang seperti spons.

"Yang menarik, ia memiliki tengkorak yang rapuh dan rahang yang lemah, namun ia sangat optimal menggunakan struktur tengkorak dan bagian-bagiannya," ujar Wroe. Kekuatan gigitannya bukan pada daya cengkeram, melainkan gigi-giginya yang tajam, otot leher yang kuat, dan ruang dalam mulut yang besar untuk menahan tubuh mangsanya.

Sekali gigit, mangsanya dijamin cedera parah, segera kehabisan darah, dan mati lemas karena gigi yang tajam. Apalagi didukung tulang rahang yang elastis seperti ular sehingga dapat memperbesar ruang terkaman. Struktur yang demikian menyebabkan komodo dapat melakukan kombinasi menggigit dan menarik saat memangsa sehingga mengatasi perlawanan dari mangsanya. Dengan metode penaklukkan yang disebut 'memangsa secara inersia' ini, komodo dapat menaklukkan hewan lebih besar, misalnya kerbau.

Temuan ini menguatkan pendapat para peneliti sebelumnya yang selama ini hanya dilakukan melalui pengamatan terhadap perilaku reptil raksasa tersebut. Meski kenyataan bahwa komodo memiliki rahang besar bukan rahasia umum lagi, baru kali ini dianalisis secara rinci.

Metode simulasi yang sama dapat idpakai untuki memperkirakan kekuatan gigitan hewan baik yang masih hidup maupun yang telah punah. Para peneliti Australia akan menguji kekuatan gigitan hewan-hewan yang berkerabat dengan komodo namun telah punah, seperti Allosaurus dan Giganotosaurus.

Komodo merupakan salah satu hewan paling dilindungi karena hanya dapat ditemukan secara alami di Pulau Komodo dan Flores. Seekor komodo dapat tumbuh hingga sepanjang 3 meter. JUmlahnya di alam tinggal tersisa antara 4000-5000 ekor.(NG/WAH)

kekuatan gigitan komodo tidak sekuat kucing, itu memang benar, karena komodo lebih mempergunakan efektifitas dan keleturan tulang rahang dia, smakin lentur dan bisa mengatur energi terkaman dengan cara menarik dan mengulur mangsa plus menginfeksi si mangsa, memang lebih mematikan, dibandingkan jika hanya menerkam dan menggigit sekali.

komodo memang lebih mematikan dikarenakan di mulut,gigi dan liurnya tercampur lebih dari 1000 bakteri pembusukan, yg entah bagaimana si komodo ini sendiri tetap tidak terpengaruh karena dia ada antibodi & immune terhadap bakteri yg mematikan tersebut.

Nah, bakteri yg mematikan ini, tercipta dari sisa2 remah daging yg membusuk, dan emang, gimana pula dia bisa gosok gigi kan, hahahah.

www.kompas.com Readmore...

mengapa lalat sulit dipukul




JAKARTA, JUMAT — Sudah berapa kali Anda berhasil memukul lalat dengan tangan? Sulit bukan? Rahasia di balik kemampuan tersebut kini telah diketahui penjelasannya.

Selama 20 tahun meneliti biomekanika sayap lalat, Michael Dickinson dari Institut Teknologi California (Caltech) baru memecahkannya sekarang. Itu pun karena dia selalu penasaran terhadap pertanyaan yang sederhana dan sering dilontarkan banyak orang yang ditemuinya.

"Sekarang saya punya jawabannya," ujar Dickinson yang melakukan penelitian bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.

Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otaknya akan menghitung seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan kabur.

Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia mendeteksi adanya bahaya.

"Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan yang sesuai," ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar ancaman.

Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan informasi metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.

"Ini sebuah transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya mencari bagian otak yang mengaturnya," ujarnya.

Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan akurat kurang dari 100 milidetik.

WAH
Sumber : PHYSORG Readmore...

Besi membantu laut menangkap lebih banyak karbon dioksida



Sebuah tim internasional yang sedang meneliti peranan zat besi dalam penyimpanan karbon di bawah laut telah membuktikan bahwa fertilisasi zat besi secara alami meningkatkan laju penangkapan karbon. Akan tetapi, pengukuran-pengukuran yang dilakukan tim ini bertentangan penelitian-penelitian sebelumnya − dan semakin mendukung ide tentang eksperimen-eksperimen yang telah direncanakan untuk memfertilisasi laut dengan zat besi secara buatan sebagai sebuah alat untuk mengurangi karbon dioksida dari atmosfer.

Peranan zat besi dalam siklus karbon laut adalah meningkatkan pertumbuhan fitoplankton, yang menghilangkan karbon dioksida dari udara melalui forosintesis. Meskipun kebanyakan karbon pada biomassa yang dihasilkan akan masuk kembali ke atmosfer melalui siklus karbon, ada sedikit yang jatuh ke kedalaman laut ketika plankton mati, yang secara efektif mengunci karbon tersebut selama hingga 300 tahun. Teorinya adalah bahwa semakin banyak plankton, semakin banyak karbon yang akan disimpan di kedalaman laut.

Fertilisasi-besi secara buatan untuk mempromosikan pertumbuhan fitoplankton melibatkan penempatan zat besi dalam jumlah banyak di daerah-daerah laut yang kekurangan mineral ini tetapi daerah-daerah tersebut masih memiliki semua komponen lain yang diperlukan untuk pertumbuhan plankton. Akan tetapi, gagasan ini masih kontroversial, karena dianggap tidak efektif - serta dampak lingkungan yang ditimbulkan, dan juga karena hubungan pasti antara zat besi dan jumlah karbon yang dilepaskan untuk sirkulasi masih belum diketahui. Pada tahun 2008 Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati sepakat untuk menghentikan semua trial fertilisasi zat besi di pantai kecuali beberapa trial skala kecil karena kekhawatiran tentang dampak lingkungan yang berbahaya.


Cukup gunakan prinsip alami

Proyek Crozex yang dipimpin oleh Raymond Pollard dan Richard Saunders dari National Oceanography Centre di Southampton, Inggris, meneliti perairan di sekitar pulau Crozet di Laut Selatan dalam upaya untuk membuktikan bagaimana sebetulnya kadar zat besi mempengaruhi penangkapan karbon. "Menentukan hubungan antara zat besi dan karbon secara kuantitatif adalah hal penting yang harus dilakukan," kata Saunders.

Perairan di sekitar pulau Crozet secara alami telah disuplai dengan zat besi dari pulau-pulau volkanik. "Kita mengetahui secara pasti bahwa di perairan ini terdapat banyak zat besi dari pulau-pulau volkanis yang ada di sekitarnya yang masuk ke dalam laut dan memfertilisasi pertumbuhan tanaman," kata Saunders.

Setelah mengukur konsentrasi total zat besi terlarut dalam laut, tim ini menggunakan berbagai teknik untuk mengukur berapa banyak karbon yang dieksportasi ke kedalaman laut. Mereka menghitung jumlah karbon organik yang tenggelam dari laut permukaan (100 meter teratas yang dicampur oleh angin dan arus) ke laut interior dengan menggunakan rasio 233Th-238U. "Torium merupakan sebuah unsur radioaktif yang terbentuk secara alami dengan afinitas yang tinggi untuk partikel-partikel, tetapi uranium induknya memiliki afinitas rendah untuk partikel-partikel," papar Saunders. Partikel-partikel Torium melekatkan darinya ke partikel-partikel karbon, dan ketika mereka tenggelam, merubah rasio trorium-uranium yang stabil. "Karena kita berurusan dengan unsur radioaktif yang memiliki waktu paruh diketahui, maka kita memperkirakan laju fluks penurunan dari permukaan laut," kata dia.

"Lebih jauh ke dalam laut kita menggunakan jebakan-jebakan sedimen yang analog dengan alat pengukur hujan. Jebakan-jebakan ini merupakan corong yang mengumpulkan zat partikulat dan menyimpannya dalam pot-pot kecil," kata Saunders. Salah satu pot kemudian diambil setiap bulan selama periode satu tahun. Tim ini juga mengambil biji-biji sedimen untuk mengambil sampel sedimen-sedimen yang lebih dalam.

Temuan tim ini menguatkan bahwa fertilisasi zat besi secara alami meningkatkan jumlah karbon yang diekspor ke interior laut sebesar dua sampai tiga kali lipat. Akan tetapi, jumlah ini 18 kali lebih besar dibanding yang ditemukan selama eksperimen 2004 dimana pertumbuhan fitoplankton diinduksi oleh penambahan zat besi secara buatan, tetapi 77 kali lebih kecil dibanding pertumbuhan plankton yang ditimbulkan oleh sumber zat besi alami − yang diteliti oleh tim internasional lain yang dipimpin oleh Stephane Blain, Marseille Centre for Oceanography, Perancis, 2 tahun yang lalu. "Kami masih tidak tahu apakah jumlah ini berbeda karena lingkungan yang berbeda atau karena ada perbedaan mendasar," kata Saunders.

Tetapi meskipun kurang kesepakatan, nilai ini masih jauh lebih rendah dibanding dari perkiraan geo-teknik, tambah Pollard, yang memiliki "implikasi signifikan bagi proposal untuk mengurangi efek perubahan iklim melalui penambahan zat besi ke laut."

Penelitian ini memberikan ide yang lebih baik tentang bagaimana peranan fertilisasi zat besi dalam artian alami," kata Michael Behrenfeld, seorang ahli di bidang siklus karbon laut dan perubahan iklim di Oregon State University, Amerika Serikat. "Tetapi mengapa jumlahnya begitu berbeda masih menjadi pertanyaan besar."

Tetapi Behrenfeld sangat berlawanan dengan ide untuk menambahkan zat besi secara buatan ke dalam laut sebagai cara untuk mengatasi perubahan iklim, karena dengan menambahkan proses seperti ini akan memicu perubahan yang besar dan tak terprediksi bagi ekosistem. "Telah banyak pembahasan dalam komunitas seperti apakah ini merupakan ide yang baik atau bukan. Dan secara umum metode ini tidak dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengatasi perubahan iklim − masih banyak cara yang lebih baik, dengan hasil yang lebih dapat diprediksi − untuk mengatasi CO2. Readmore...

Cacing Sulap Semut Menjadi Buah Beri


Jenis cacing parasit di Panama dapat menyulap tubuh semut inangnya menjadi tampak seperti buah beri yang ranum. Perut semut yang merah berisi akan menarik perhatian burung untuk mematuknya sehingga cacing punya kesempatan menyebar ke mana-mana.

Siasat yang diambil cacing-cacing parasit itu pertama kali diamati oleh Robert Dudley dari Universitas California Berkeley, AS dan Steve Yanoviak dari Universitas Arkansas. Mereka mengatakan hubungan semacam ini merupakan temuan baru dalam dunia sains hewan.

Semut hitam yang hidup di hutan Panama bukanlah makanan burung karena bau dan rasa tubuhnya yang getir. Para ilmuwan selama ini belum pernah melihat burung makan semut, namun kadang-kadang ternyata melakukannya.

"Saya jelas-jelas melihat burung-burung datang dan berhenti sebentar barang sedetik ke dekat semut-semut itu sebelum akhirnya terbang, mungkin karena semut bergerak menjauh," ujar Dudley. Jadi, ia yakin burung-burung pemakan buah menganggapnya mangsa yang empuk.

Setelah diamati, sebagian dari semut-semut tersebut ternyata menunggingkan perutnya yang berwarna merah ke atas. Padahal pada kondisi normal, semut tersebut berwarna hitam.

Semut-semut yang perutnya menjadi merah itu ternyata mengandung cacing parasit dari spesies Myrmeconema neotropicum seperti dilaporkan dalam jurnal Systematic Parasitology edisi Februari 2008. Cacing tersebut termasuk kelompok nematoda, tubuhnya silinder tetapi tidak bersegmen.

"Ini fenomenal karena nematoda mengubah semut menjadi merah menyala dan mirip sekali dengan buah-buahan di kanopi hutan," ujar Yanoviak. Strategi yang dilakukan cacing juga begitu sempurna karena tidak hanya mengubah tampilan semut, tetapi juga perilaku semut.

Akhirnya, jika burung tertarik memangsa semut, telur-telur cacing punya kesempatan tersebar ke mana-mana dan dengan mudah memperoleh nutrisi untuk berkembang biak di kotoran burung.



Perut semut hitam di Panama menjadi merah seperti buah ceri matang karena pengaruh cacing nematoda yang menginfeksinya dan 'terpaksa nungging' sehingga menarik perhatian burung. Readmore...

8 teknologi yang bakal merubah dunia

Apabila perkembangan teknologi mulai tumpang tindih dan saling mendukung, menurut para ahli, maka akan memunculkan bidang kajian ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru untuk kemudian akan mengubah banyak hal. Demikian ungkap harian Sinar Harapan.

Para ahli memprediksikan sedikitnya ada delapan bidang kajian ilmu pengetahuan dan teknologi baru yang bakal mengubah "wajah" dunia dalam waktu dekat.

Berikut ini prediksi para ahli tersebut, seperti disarikan dari situs http://www.business2.com.

1. Komputer Biointeractive Materials
Komputer yang bakal hadir nanti dari generasi Biointeractive Materials (bahan biointeraktif). Ide besarnya adalah sensor berteknologi tinggi untuk living system (sistem yang berkehidupan). Adapun tantangannya adalah mengemban satu mekanisme kontrol yang aman dan efektif.

Sensor biologi ini akan menjadi alat berukuran sangat kecil yang bisa ditempatkan di jaringan tubuh manusia, hewan atau tanaman. Sensor ini berfungsi memantau kesehatan dan bahkan ambil tindakan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di lokasi dia ditempatkan. Bahan biointeratif juga bisa dimanfaatkan di dalam tubuh. Sejumlah perusahaan kini tengah bersiap meluncurkan uji klinis terhadap struktur kristal berskala nanometer (sepermiliar) yang membentuk tulang sintetis.

Kini sejumlah materi biointeraktif sudah berhasil dibuat. Smartshrirt, misalnya, produksi Sensatex yang berbasis di New York mengintergrasikan biosensor ke dalam kaos oblong untuk memantau tanda penting seperti detak jantung, suhu badan dan mentransfer data ke sebuah laptop melalui sebuah pemancar nirkabel (wireless transceiver). Bahkan di bidang militer, para ilmuwan di MIT (Massachusetts International of Technology) mengembangkan satu pakaian tempur (battle suit) yang bisa mengubah warna untuk menciptakan kamuflase saat terbang atau menandai sasaran, agar terhindar dari serangan senjata kimia dan senjata biologi.

2. Biofuel Production Plants
Kondisi bahan bakar yang berasal dari fosil kini semakin menipis dan dikhawatirkan akan segera habis. Untuk mengantisipasi ini, para ahli akan menggantikannya dengan bahan bakar yang diproduksi tanaman (Biofuel Production Plants). Ide besarnya yaitu menggantikan minyak dengan bahan bakar yang diproduksi dengan tanaman yang direkayasa secara genetik. Sementara tantangannya, meningkatkan hasil tanaman bahan bakar bio (biofuel corps), mengendalikan lingkungan demi terdukungnya pertanian biofuel, dan merenovasi infrastruktur bahan bakar fosil.

Apalagi unsur kimia seperti ethanol, methanol, biodiesel dan sejumlah bahan bakar lainnya yang terbuat dari hasil pertanian dapat menurunkan emisi dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar. Kini kebanyakan kadar ethanol biofuel masih rendah. Bahan bakar ini dapat diperoleh dari gula yang tersimpan dalam jagung. Demikian pula methanol yang dalam proses produksinya memerlukan banyak energi yang hampir setara dengan saat dia dimanfaatkan dengan dibakar.

Namun diakui, tanaman yang banyak menghasilkan biofuel diperkirakan masih akan mengakibatkan bahaya baru Tanaman yang direkayasa secara genetik bisa lepas ke alam dan berkembang biak menjadi semak pengganggu yang sulit diberantas. Pengembangan biofuel secara besar-besaran juga bisa merusak sumberdaya alam lain, misalnya lapisan tanah penahan air. Karena itu, perang mencari sumber minyak saat ini bisa menjadi perang air di masa mendatang.

3. Bionic
Perkembangan teknologi lain, yakni memperbaiki struktur dan kekuatan tubuh manusia lewat Bionic (teknologi bionik). Dalam hal ini, ide besarnya membuat sistem artifisial (buatan) untuk menggantikan bagian tubuh yang rusak, cacat atau hilang. Ada pun tujuannya untuk menemukan pemasok daya yang lebih kecil dan lebih tahan lama serta membuat chip mikro yang bisa diintegrasikan dengan jaringan tubuh secara aman.

Piranti bionik generasi pertama yang telah dapat memperbaiki dan menyelamatkan kehidupan puluhan ribu orang, seperti alat pacu jantung, defibrillator implant, dan alat bantu pendengaran. Sedangkan piranti bionik generasi lanjut akan menciptakan tungkai tiruan yang canggih (sophisticated prosthetic limbs) dan bahkan sejumlah organ tubuh buatan.

Untuk lengan bionik, misalnya, akan dibuat dengan plastik elektrokondusif yang fleksibel yang bisa menerima perintah langsung dari otak. Bahkan di University of New Mexico, para peneliti kini telah merakit satu rangka dengan otot berbahan polimer yang membuatnya mampu mengayuh sepeda. Advanced Bionic dua tahun mendatang akan meluncurkan alat bantu pendengaran yang bisa dicangkokkan dan pengisian baterai melalui kulit.

4. Cognitronics
Pada masa depan, otak manusia akan dikembangkan sebagai interface (antarmuka) lewat teknologi kognitronik (Cognitronics), yang tujuannya melakukan telekinesis (menggerakkan benda dari jarak jauh) dengan bantuan komputer. Dalam hal ini di maksudkan, bagaimana mengembangkan antarmuka yang dapat diandalkan, sehingga dapat dibawa-bawa (removable) antara kompuler dan otak. Kognitronik mungkin kurang familiar. Namun, teknologi ini merupakan salah satu bahan kajian fiksi ilmiah yang bukan mustahil bisa direalisasikan.

Bahkan, alat itu bisa mengkonversi sinyal listrik otak menjadi perintah yang bisa menggerakan kursor komputer. Inilah aplikasi pertama kognitronik yang memungkinkan pasien cacat memperoleh lagi kemampuan dasarnya. Dengan teknologi sensor yang makin canggih, maka telekinesis yang dilengkapi perangkat komputer akan mungkin terwujud. Karena itu, suatu saat kita dapat menghidupkan dan mematikan lampu, menyalakan TV atau mengendarai mobil, cukup dengan berpikir tentang langkah yang harus diambil untuk melakukannya.

5. Genotyping
Struktur DNA menjadi hal yang sangat pribadi lewat teknologi Genotyping untuk mengelompokkan orang berdasarkan aspek genetikanya. Hai ini dimaksudkan untuk memetakan dengan sebaik-baiknya urutan genom manusia dan satu demi satu secara tepat. Genotyping ini menggambarkan hubungan antara DNA, sumber kode genetik manusia, dan berbagai hal khusus yang membuat manusia sebagai makhluk unik. Genom dasar yang merupakan satu cetak biru DNA yang dimiliki semua manusia, telah. dipetakan. Alasannya untuk mengetahui setepatnya apa yang dilakukan masing-masing gen.

Kini, para peneliti tengah berupaya mengisolasi gen per gen yang memainkan peran dalam menentukan sifat-sifat fisik, daya tahan dan ketahanan terhadap satu penyakit. Dalam hal ini masih banyak masalah yang harus dicari solusinya, misalkan aturan penggunaan yang adil untuk mengungkap informasi genetik atau siapa yang akan punya akses pada hasil itu.

6. Combinatorial Science
Adalah upaya mengoptimalkan hasil penelitian dan pengembangan dengan mewujudkan ilmu pengetahuan gabungan atau Combinatorial Science. Hal ini dimaksudkan untuk menggabungkan kekuatan analisis statistik dan kemampuan kalkulasi masif dalam upaya memperpendek waktu penelitian. Selain itu, bagaimana upaya mengembangkan piranti yang bisa mengelola jumlah kandungan data yang sangat besar.

Sebenarnya, teknologi Combinatorial Science ini mungkin lebih kepada penemuan sebuah metode ilmiah baru daripada sebuah disiplin ilmu. Pengetahuan gabungan ini akan mengubah ilmu pengetahuan konvensional ke depan, sehingga daripada menggunakan hipotesa untuk menguji beberapa teori, komputer super akan melahirkan sejumlah kemungkinan pemecahan acak.

7. Molecular Manufacturing
Pada masa depan, penyediaan barang seketika sesuai permintaan lewat teknologi Molecular Manufacturing (pabrikasi molekul) bakal muncul pula ide besar untuk membangun struktur kompleks, atom demi atom. Hal ini dimaksudkan untuk menemukan sejumlah mesin molekuler yang dapat memanipulasi atom seperti balok-balok Lego. Sebenarnya, cita-cita membuat molekul sama tuanya dengan ilmu kimia, yakni bagaimana membangun segala sesuatu dari unsur yang sangat dasar.

Sejumlah peneliti percaya, bahwa cara terbaik memulai pembuatan molekul adalah dengan menembangkan assembler (alat perakit) yang bisa memproduksi tiruannya sendiri. Robot militer super kecil ini kemudian akan mulai merakit atom menjadi materi yang dimungkinkan oleh hukum fisika. Walaupun para ilmuwan telah memposisikan masing-masing atom pada satu permukaan tetapi tidak seorang pun yang mampu untuk mendekati perakitannya. Namun, struktur carbon nanotubes yang merupakan sintesa dari soot (jelaga), saat ini menunjukkan tanda-tanda menggembirakan terhadap impian untuk membuat molekul. Buktinya, ketebalan dindingnya yang hanya 10 kali diameter atom, bisa menjadi materi asal yang 50 - 100 kali lebih kuat daripada baja.

8. Quantum Nucleonic
Terakhir adalah memanen energi nuklir dengan teknologi Quantum Nucleonic (nukleonik kuantum),yang merupakan upaya mendapatkan sumber energi nuklir yang bisa dibawa-bawa, aman dan tidak menyebabkan polusi. Ini dimaksudkan menggunakan kekuatan nukleonik kuantum di luar laboratorium. Teknik ini mencari cara bagaimana memanen energi dari inti atom, yang merupakan struktur di dalam atom yang paling besar gaya elektromagnetiknya, tanpa mengakibatkan penggabungan atau pembelahan (fission or fusion) atom.

Bila bisa dilakukan secara sempurna, teknologi ini bisa menyediakan sumber daya yang besar, tetapi tidak meninggalkan radiasi residual. Dalam uji nukleonik kuantum, selembar hafnium, satu unsur materi yang sangat langka dan mahal, dipompa dengan energi dan dibombardir dengan partikel sinar X. Atom hafnium kemudian mengeluarkan pulsa energi yang memperkuat kekuatan sinar X secara eksponensial. Readmore...

Friday 20 February 2009

BOm untuk para DeMonstraN

Sierra Nevada Corporation berhasil mengembangkan senjata baru yang tak mematikan untuk melawan para demonstran. Senjata berbentuk senapan bernama Medusa itu "hanya" memancarkan gelombang suara mikro yang tak terdengar langsung ke kepala sasarannya. Kendati tak membuat babak belur, sang korban akan mengalami rasa pekak atau sensasi bising yang luar biasa yang tak tertahankan.

Medusa sendiri sebenarnya adalah kependekan dari Mob Excess Deterrent Using Silent Audio. Senjata ini memanfaatkan efek dari gelombang mikro audio. Gelombang tersebut berdenyut cepat sehingga menimbulkan efek tak mengenakkan pada jaringan tubuh dan akan memicu efek kejut dalam tengkorak.

Sierra Nevada sendiri mengembangkan perangkat tersebut berdasarkan pesanan dari Angkatan Laut AS. Salah satu pilar angkatan bersenjata Negeri Paman Sam itu telah mencoba dan mengatakan bahwa Medusa telah dapat bekerja secara efektif.

Menurut Lev Sadovnik, peneliti dari Sierra Nevada, senjata canggih itu menyemburkan gelombang mikro yang memberikan efek ke indra pendengaran sehingga seolah menerima suara yang sangat "nyaring" yang bisa menimbulkan kegelisahan.

"Efek yang ditimbulkan oleh senjata ini adalah kombinasi dari kebisingan dan faktor kejengkelan yang ditimbulkannya. Anda tak akan bisa menahannya," ujarnya.

Lebih jauh, Sadovnik menerangkan bahwa rahasia di balik kemampuan Medusa menembakkan gelombang suara itu adalah sebuah antena yang dikonfigurasi oleh rekannya, Vladimir Manasson. Antena itu mengendalikan gelombang secara elektronis sehingga memungkinkan untuk mengubah dari pancaran yang menyebar menjadi berkas yang terarah yang dapat ditembakkan ke sejumlah target secara simultan atau serempak. Satu rangkaian gelombang juga dapat ditransmisikan untuk menghasilkan suara yang dikehendaki.

Tak hanya untuk keperluan militer, menurut Sadovnik, teknologi ini juga berpotensi dimanfaatkan untuk sejumlah keperluan lain. Salah satunya adalah pengusir burung yang ada di sawah. Seperti diketahui, burung adalah hewan yang sangat sensitif terhadap gelombang mikro audio.

Di mata James Lin, pakar teknik komputer dari Universitas Illinois, Chicago, secara prinsip Medusa memungkinkan untuk diproduksi. Dia sendiri saat ini juga tengah mengembangkan teknik serupa. Bahkan, sejumlah perusahaan yang bergerak di industri musik telah mendekatinya untuk bekerja sama dalam memanfaatkan gelombang mikro audio guna mendongkrak kualitas suara audio system. Namun, untuk sampai ke tahap itu, Lin berpendapat, diperlukan sumber tenaga yang cukup besar untuk menghasilkan tembakan gelombang seperti yang dilakukan pada Medusa. Apalagi, selama ini pengujian gelombang mikro audio menghasilkan suara yang sangat "lemah" yang sangat sulit untuk didengar. Jika digunakan sumber tenaga yang besar, maka gelombang kejut yang dihasilkannya pun juga sangat berpotensi untuk merusak.

"Saya sangat khawatir terhadap efek kesehatan dari penggunaan senjata itu. Anda akan melihat kerusakan pada sistem saraf," katanya.

Kekhawatiran itu ditepis oleh Sadovnik. Menurutnya, batas keselamatan yang biasa diterapkan pada audio normal tidak berlaku sepanjang suara tidak masuk melalui gendang telinga. Sierra Nevada pun saat ini tengah mencari dana dari Departemen Pertahanan AS untuk memproduksi Medusa. Perusahaan itu mengatakan untuk versi anti demonstran senjata itu bisa diproduksi selama satu tahun. Jika ditambah dengan sistem transportasinya, maka dibutuhkan tambahan waktu enam bulan lagi

Sumber :
http://techno.okezone.com/index.php/ReadSt...para-demonstran Readmore...

sains dibalik Obor Olimpiade

ATHENA - Tradisi pembawaan obor menjelang olimpiade tetap dipertahankan hingga kini. Berkat bantuan teknologi, api olimpiade tetap menyala meskipun dibawa berlari sepanjang 85.000 mil.
Api olimpiade selalu terlihat menyala sepanjang perjalanan. Api tersebut ternyata dibuat dengan menggunakan teknologi. Sebanyak dua obor selalu menyertai para pelari yang secara estafet membawa obor olimpiade dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Obor ini dipancarkan melalui cahaya api asli dari Olimpia.

Obor Olimpiade Beijing dapat menyala dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti gas propane, yang dapat menyala lebih dari 15 menit. Setiap pembawa obor memiliki obor masing-masing yang terpisah dan dapat mereka beli untuk disimpan sebagai suvenir.

"Gas api tersebut dibuat menggunakan karbon dan hidrogen. Tidak ada material lainnya kecuali karbondioksida dan air yang muncul dari sisa nyala api. Material ini mampu menghilangkan resiko polusi apapun," ujar Komite Olimpiade Beijing, seperti dikutip melalui Reuters, Kamis (10/4/2008). Sistem pembakaran dalam api tersebut ternyata didesain oleh China Aerospace Science dan Korporasi Industri.

Di Olimpiade Beijing, obor yang digunakan berukuran panjang 72cm dengan berat hanya 1 kilo. Dalam perjalanannya obor tersebut selalu di ditemani dengan beberapa unit kendaraan dan sekelompok penjaga yang juga ikut berlari. Satu diantara dua orang tersebut selalu membauncul dari sisa nyala api. Material ini mampu menghilangkan resiko polusi apapun," ujar Komite Olimpiade Beijing, seperti dikutip melalui Reuters, Kamis (10/4/2008). Sistem pembakaran dalam api tersebut ternyata didesain oleh China Aerospace Science dan Korporasi Industri.

Di Olimpiade Beijing, obor yang digunakan berukuran panjang 72cm dengan berat hanya 1 kilo. Dalam perjalanannya obor tersebut selalu di ditemani dengan beberapa unit kendaraan dan sekelompok penjaga yang juga ikut berlari. Satu diantara dua orang tersebut selalu membawa lampu obor portable sebagai cadangan.

"Saat diestafetkan, api obor akan dimatikan. Bahkan akan lebih sering dimatikan dalam kondisi cuaca yang sulit atau terjadi masalah dalam gas yang menyertainya," ujar mantan pembawa obor pada Olimpiade Athena 2004 Pierre Kosmidis.

Namun, lanjut Kosmidis, ketika dibawa terbang api tersebut akan disimpan di dalam dua buah lampu portabel kecil.


Sumber:
http://techno.okezone.com/index.php/ReadSt...-obor-olimpiade

"Saat diestafetkan, api obor akan dimatikan. Bahkan akan lebih sering dimatikan dalam kondisi cuaca yang sulit atau terjadi masalah dalam gas yang menyertainya," ujar mantan pembawa obor pada Olimpiade Athena 2004 Pierre Kosmidis.

Namun, lanjut Kosmidis, ketika dibawa terbang api tersebut akan disimpan di dalam dua buah lampu portabel kecil.



Sumber:
http://techno.okezone.com/index.php/ReadSt...-obor-olimpiade Readmore...

Thursday 19 February 2009

Bus MaSa Depan

Seperti Apa Bus Masa Depan?
Fino Yurio Kristo - detikinet



Ilustrasi (inhabitat)

Berlin - Bus masa depan bakal dibekali sensor lingkungan, kamera dan teknologi GPS (Global Positioning System) terintegrasi.

Maka bukan hanya sebatas bisa mengangkut penumpang, bus itu juga mampu membantu mengatasi masalah di jalanan seperti kemacetan.

Setidaknya, itulah bus futuristik proyeksi ilmuwan Eropa dalam proyek pan-European Moryne. Mereka baru saja mendemonstrasikan bus teknologi tinggi itu di kota Berlin, Jerman.

Bus ini bisa mentransmisi data nirkabel via ponsel, Wi Fi, atau jaringan WiMax menuju pusat kendali lalu lintas. Gunanya untuk menganalisis situasi jalanan yang dilaluinya. Jika terjadi kemacetan misalnya, bus ini bisa 'memberitahu' pusat kendali sehingga bisa dicari solusinya.

"Jika terjadi kericuhan di dalam bus, polisi juga bisa langsung diberitahu melalui sistem bus," demikian dikatakan koordinator proyek, Patrice Simon mengenai kegunaan lain bus tersebut.

Tak cukup hanya itu, dalam bus yang satu ini juga dikembangkan sistem sensor untuk mendeteksi adanya kabut atau es di jalanan.

"Memang kebanyakan kota besar telah punya sistem untuk menganalisis cuaca dan kemacetan. Bus canggih ini akan jadi pelengkapnya," tutur Simon seperti dikutip detikINET dari VNunet, Jumat (30/5/2008) Readmore...

ads


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Bands. Powered by Blogger